Asparagus adalah sayuran yang banyak dikonsumsi di dunia dan terkenal dengan rasanya yang unik dan gurih. Asparagus menduduki peringkat 20 makanan dalam ANDI (Agregat Nutrition Density Index), yang dinilai berdasarkan kandungan vitamin, mineral, fitonutrisi dan kaitannya dengan kandungan kalori. Untuk mendapatkan peringkat bagus di ANDI, sejenis makanan harus menyediakan banyak nutrisi namun lebih sedikit kalori.
Mengkonsumsi berbagai jenis buah-buahan dan sayuran telah lama dikaitkan dengan penurunan risiko berbagai macam kondisi kesehatan yang terkait dengan gaya hidup. Banyak penelitian yang telah menunjukkan bahwa meningkatkan konsumsi makanan nabati seperti asparagus bisa mengurangi risiko obesitas, diabetes, penyakit jantung, kulit dan rambut yang sehat, serta peningkatan energi dan berat badan keseluruhan yang lebih rendah.
Menurut USDA, satu cangkir asparagus mentah mengandung sekitar 27 kalori, 0 gram lemak, 5 gram karbohidrat, 3 gram gula, 3 gram serat dan 3 gram protein.
Dengan porsi cangkir yang sama, asparagus juga akan memberikan 70% vitamin K dari kebutuhan sehari-hari, 20% vitamin A, 17% dari folat, 16% zat besi, 13% vitamin C dan thiamin, serta vitamin E, niasin, vitamin B6 dan kalium.
Asparagus juga merupakan salah satu makanan sumber asam folat alami terbaik. Asupan folat yang cukup sangat penting selama masa pertumbuhan janin dalam kandungan, masa bayi dan remaja.
Berikut 6 manfaat utama konsumsi Asparagus bagi kesehatan:
1. Menurunkan Risiko Cacat Pada Bayi Lahir
Asam folat sangat penting untuk ibu hamil terutama untuk mencegah kelainan syaraf pada bayi dan keguguran. Penelitian terbaru juga menunjukkan bahwa asupan folat untuk sang Ayah sebelum konsepsi mungkin juga sama pentingnya.
2. Menurunkan Risiko Depresi
Folat dapat membantu mencegah Depresi dengan cara pencegahan kelebihan pembentukan homosistein di dalam tubuh, yang dapat menutup aliran darah dan nutrisi untuk mencapai otak. Kelebihan Homosistein akan mengganggu produksi hormon Serotonin, Dopamine dan norepinephrine, yang berfungsi mengatur suasana hati, juga tidur dan nafsu makan.
3. Menjaga Kesehatan Jantung
Kelebihan homosistein juga merupakan penanda untuk penyakit arteri koroner. Orang dengan kadar homosistein di atas normal 1.7 kali lebih mungkin untuk penyakit jantung, dan 2.5 kali lebih mungkin untuk menderita stroke.
4. Mencegah Osteoporosis
Kekurangan asupan vitamin K dikaitkan dengan peningkatan risiko patah tulang. Hanya satu cangkir Asparagus menyediakan kira-kira 70% kebutuhan harian vitamin K. Mengkonsumsi vitamin K dalam jumlah cukup setiap hari meningkatkan kesehatan tulang karena akan meningkatkan penyerapan kalsium dan mengurangi ekskresi kalsium. Zat besi dalam asparagus juga berperan penting dalam menjaga kekuatan dan elastisitas tulang dan sendi.
5. Pencegahan Kanker
Rendahnya asupan folat telah terbukti meningkatkan risiko kanker pay**dara pada wanita. Asupan folat dari diet (makanan) juga menjanjikan perlindungan terhadap kanker usus besar, lambung, pankreas dan kanker serviks.
Meskipun mekanisme perlindungan tersebut saat ini masih belum diketahui, namun para peneliti percaya bahwa efek protektif folat memiliki peran dalam DNA dan produksi RNA, serta pencegahan mutasi gen yang tidak diinginkan. Tidak ada bukti yang mendukung bahwa suplemen folat dapat memberikan manfaat anti kanker yang sama dari sumber alami seperti Asparagus.
6. Kesehatan Pencernaan
Asparagus tinggi kadar serat dan air, yang membantu mencegah sembelit, menjaga saluran pencernaan yang sehat dan menurunkan risiko kanker usus besar.
Asupan serat yang cukup akan mempromosikan keteraturan BAB, yang sangat penting untuk mengeluarkan toksin harian melalui empedu dan tinja. Studi terbaru menunjukkan bahwa serat makanan juga mungkin berperan dalam mengatur sistem kekebalan tubuh dan peradangan – sehingga mengurangi risiko terkait kondisi peradangan seperti penyakit jantung, diabetes, kanker dan obesitas.
Menurut Departemen Medis dan Ilmu Giz, University of Kentucky, asupan serat tinggi berkaitan dengan risiko yang secara signifikan lebih rendah terkena penyakit jantung koroner, stroke, hipertensi, diabetes, obesitas, dan penyakit pencernaan tertentu. Peningkatan asupan serat juga telah menunjukkan menurunkan tekanan darah dan tingkat kolesterol, meningkatkan sensitivitas insulin, dan meningkatkan penurunan berat badan untuk penderita obesitas.
Perlu Diperhatikan:
Pola makan tau diet secara keseluruhan penting dalam pencegahan penyakit dan pencapaian kesehatan yang lebih baik. Hal ini lebih baik untuk mnegonsumsi berbagai jenis sumber makanan daripada hanya pada satu jenis makanan tertentu.
Jika Anda mengonsumsi obat pengencer darah, maka penting untuk tidak tiba-tiba makan lebih banyak atau lebih sedikit makanan yang mengandung vitamin K, yang memiliki peran besar dalam pembekuan darah.